Welcome to my blog

Sabtu, 30 Oktober 2010

Waspada, Tsunami Matahari Akan Memanaskan Atmosfir Bumi

Para ilmuwan NASA mengeluarkan peringatan tsunami. Tapi ini bukan sembarang tsunami. Ini adalah tsunami Matahari yang akan menghantam Bumi dan  dikhawatirkan mengganggu sistem komunikasi.

Para ahli astronomi di seluruh dunia yang memantau Matahari, melaporkan telah terjadi sebuah ledakan cukup besar pada akhir pekan lalu. Termasuk dari para pemantau ini adalah stasiun pemantau Solar Dynamics Observatory milik NASA.

Luapan energi Matahari yang luar biasa besar muncul bagaikan kembang api di permukaan Matahari. Gelombang energi itu terpancarkan menuju Planet Bumi bagaikan sebuah tsunami yang melintasi jarak 93 juta mil melintasi angkasa.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk, para ilmuwan memperkirakan tsunami matahari ini akan mencapai Planet Bumi pada hari ini, Selasa (3/8/2010). Pada wilayah Bumi di dekat Kutub Utara dan Selatan, diperkirakan tsunami ini akan menghasilkan fenomena Aurora di langit.

Namun, para ilmuwan juga memperingatkan tsunami Matahari ini bisa merusak satelit komunikasi yang berseliweran di sekitar Planet Bumi. Namun tidak jelas tingkat kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

"Kembang api yang luar biasa dari matahari. Dua ledakan sekaligus di tempat berbeda di Matahari dan menuju Bumi," kata Dr Lucie Green, astronom dari Mullard Space Science Laboratory, Surrey, Inggris.

Menurut Green, ledakan ini sangat besar sehingga tidak bisa ditahan oleh gravitasi matahari. Energi dari ledakan pun meluncur bebas ke Planet Bumi.

"Kemungkinan kita bisa melihat Aurora di langit utara dengan lebih lama," tutupnya.

( Sumber : Fitraya Ramadhanny - www.detiknews.com )


Mengungkap Keberadaan Tsunami Matahari

Di suatu waktu ada saatnya kamu harus percaya pada apa yang kamu lihat. Itulah yang coba dikatakan STEREO (Solar Terrestrial Relations Observatory) milik NASA pada para penelitinya tentang fenomena kontroversial di Matahari yakni “tsunami matahari”
Bertahun-tahun lalu, saat para ahli fisika matahari untuk pertama kalinya menyaksikan gelombang tinggi plasma panas yang berlomba di permukaan matahari, mereka menyangsikannya. Skalanya memang mengejutkan.

Gelombang tersebut berkembang semakin tinggi bahkan melebihi Bumi dan menghasilkan riak dari titik pusat dengan pola sirkular sampai pada jarak jutaan km di sekitarnya. Para pengamat yang skeptis beranggapan kalau hal itu merupakan bayangan dari suatu tipuan mata namun bukan benar-benar sebuah gelombang.
Nah sekarang…. bisa dikatakan kebenaran itu terungkap. Tsunami Matahari itu benar-benar ada.
Tsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda. Kredit : STEREO/NASATsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda.
Kredit : STEREO/NASA
Pesawat ruang angkasa kembar, STEREO mengkonfirmasi kebenaran ini pada bulan Februari 2009 saat bintik matahari 11012 secara tak terduga meletus. Letusannya melemparkan milyaran ton awan gas (CME / coronal mass ejection) ke angkasa dan mengirim tsunami yang berpacu bergulung di permukaan matahari.

STEREO berhasil merekam gelombang tersebut dari 2 posisi yang terpisah 90 derajat sehingga para peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kejadian tersebut.
Menurut Spiros Patourakos dari George Mason University, “Ini benar-benar sebuah gelombang. Bukan gelombang air tapi gelombang raksasa plasma panas an magnetisme.”

http://www.nasa.gov/images/content/404099main_solar_tsunami_stereo_HI.jpg
Kredit : NASA
Klik pada gambar untuk memperbesar

Secara teknis ia dinamai “mode cepat gelombang magnetohidrodinamil” atau gelombang MHD” . Yang dilihat STEREO itu memiliki ketinggian 100000 km dan bergerak dengan kecepatan 250 km/s memuat energi sebesar 2400 megaton TNT.  Bayangkan saja jika ini terjadi di Bumi.

Tsunami matahari ditemukan pada tahun 1997 oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO). Pada bulan Mei tahun yang sama, ledakan CME terjadi dari area aktif pada permukaan matahari dan SOHO berhasil merekan kejadian ledakan saat itu.

Menurut Joe Gurman dari Solar Physics Lab di Goddard Space Flight Center, saat itu mereka justru bertaya-tanya apakah itu sebuah gelombang atau sekedar bayangan dari ujung CME.

Sudut pandang tunggal yang dimiliki SOHO memang tidak cukup untuk mejawab pertanyaan yang ada. Tidak untuk gelombang yang pertama atau kejadian serupa yang terjadi di tahun-tahun berikutnya.
Pertanyaan itu tetap muncul sampai peluncuran STEREO di tahun 2006. Pada saat terjadinya erupsi bulan Februari 2009, STEREO-B sedang berada di atas lokasi ledakan sedangkan STEREO-A sedang berada pada sudut yang lain. Kondisi geometri yang sangat pas untuk memecahkan misteri yang ada bertahun-tahun.
http://science.nasa.gov/media/medialibrary/2009/11/24/24nov_solartsunami_resources/dancingprom.gif
Prominens yang berdansa.
Kredit : NASA
Kondisi fisik gelombang telah terkonfirmasi melalui film pendek saat gelombang tersebut menabrak sesuatu. “Kami melihat gelombang itu dipantulkan oleh lobang korona (lobang magnetik pada atmosfer matahari) dan ada film menarik dari prominens matahari yang berosilaso setelah ia ditabrak oleh gelombang tsunami tersebut. ” kata Vourlidas dari NAVAL Research Lab di Washington DC.
Tsunami matahari ini tidak berbahaya bagi Bumi, namun sangat penting untuk dipelajari. Hasilnya dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi Matahari. Dengan melihat bagaimana si gelombang menyebar dan mlambungkan benda lain, kita bisa mengumpulkan informasi tentang atmosfer terendah di matahari.
Menurut Vourlidas, “gelombang tsunami juga dapat membantu dalam melakukan prakiraan cuaca angkasa. Seperti  tembakan yang tepat mengenai target, gelombang ini menandai area dimana erupsi atau letusan itu terjadi.

Mengetahui lokasi ledakan akan sangat membantu kita untuk mengantisipasi jika suatu saat CME atau badai radiasi akan mencapai Bumi.” Selain itu film yang disajika juga menarik setidaknya ini film yang berasal dari luar Bumi.
Read more »

Kejadian di Sekitar Matahari

SOLAR 001


Sekumpulan awan besar yang terdiri dari plasma padat yang relatif dingin terlihat tertahan di dalam panasnya matahari, corona tipis. Pada saat tertentu awan ini dapat meledak, terlepas dari atmosfir matahari. Emisi dari garis spectral menunjukan chromosphere bagian atas yang memiliki temperatur 60.000 derajat K (lebih dari  100.000 derajat F).

Setiap bagian dari gambar ini menunjukan struktur medan magnet. Bagian
terpanas nampak hampir berwarna putih, sementara bagian berwarna merah gelap menunjukan bagian yang memiliki temperatur lebih dingin.
(Courtesy of SOHO/EIT consortium)

SOLAR 002


Close up detail dari structur magnetic di atas permukaan matahari, dilihat dari H-alpha wavelength pada 22 agustus 2003. (solar teleskop 1-m swedia (SST) yang dioperasikan oleh Royal Swedish Academy of Sciences, Oddbjorn Engvold, Jun Elin Wiik, Luc Rouppe vander Voort)


SOLAR 003


NASA STEREO satellite menangkap gambar pertama tabrakan antara "Badai" matahari, yang disebut coronal mass ejection (CME), dan comet pada 4 april 2007. Tabrakan ini menyebabkan terlepasnya ekor plasma comet. Comet adalah sisa dari formasi tata surya milyaran tahun lalu.

Comet biasanya berada di bagian dingin, yang jauh dari tata surya, tapi kadangkala tarikan grafitasi dari planet, comet lain atau bahkan bintang di dekat comet tersebut membawa comet ke dalam tata surya.

Sesampainya di tata surya, panas matahari dan radiasi menguapkan gas dan debu dari comet yang membentuk ekor comet. Comet biasanya memiliki 2 ekor, yang satu terbentuk dari debu dan yang satu terbentuk dari gas yang terkonduksi secara electric yang disebut plasma. (NASA/STEREO).

SOLAR 004


Gambar dari bagian matahari yang aktif diambil pada 24 juli 2002 dekat bagian timur matahari. Bagian highlight gambar adalah bentuk tiga dimensional dari photosphere jika dilihat dari sudut besar ini. Struktur pada bagian sunspot yang gelap di bagian  atas tengah gambar, menunjukan perbedaan ketinggian diatas "permukaan gelap"  dari sunspot.

Ketinggian dari struktur ini telah diestimasikan oleh Dr. Bruce Lites dari High Altitude Observatory berkisar antara 200 dan 450 km. Bagian kecil yang terpisah dari gambar berukuran sekitar 70 km.

Terdapat juga beberapa cahaya "faculae" yang terlihat dari ujung granules yang menghadap observatorium pengamatan. (Prof. Goran Scharmer/Dr. Mats G. Löfdahl/Institute for Solar Physics of the Royal Swedish Academy of Sciences)


SOLAR 005


Gerhana matahari total pada 16 februari 1980 yang difoto dari Palem, India oleh tim riset dari High Altitude Observatory of the National Center for Atmospheric Research. Foto dari corona matahari ini diambil dari kamera system yang dikembangkan oleh  Gordon A. Newkirk, Jr.

Alat khusus ini mangambil gambar corona dalam cahaya merah, 6400 A. (Rhodes College, Memphis, Tennessee / High Altitude Observatory (HAO), University Corporation for Atmospheric Research (UCAR))

SOLAR 006


Planet Venus terlihat dari TRACE satellite NASA, pada permulaan perjalanannya mengelilingi matahari pada 8 juni 2004. (NASA/TRACE)


SOLAR 007


Gambar dari sunspot dan granules pada permukaan matahari, terlihat pada H-alpha wavelength pada 4 agustus 2003 (Swedish 1-m Solar Telescope (SST) operated by the Royal Swedish Academy of Sciences, Göran Scharmer and Kai Langhans, ISP)

SOLAR 008


Solar flare (pijar matahari)  menghasilkan gelombang seismik pada matahari yang hampir mirip dengan gelombang yang dihasilkan oleh gempa bumi di bumi kita, pada 27 mei 1998. Para peneliti mengamati gempa yang diakibatkan oleh solar flare ini yang memiliki sekitar 40.000 kali energi yang dihasilkan oleh gempa bumi yang menghancurkan san fransisco tahun 1906 atau menurut kalkulasi para ahli sama dengan gempa bumi berkekuatan 11.3 SR.

Dalam jangka waktu 1 jam solar flare dapat mencapai jarak 10 kali diameter bumi sebelum lenyap di photosphere matahari. Tidak seperti riak air yang bergerak keluar pada kecepatan konstan, gelombang matahari bergerak dengan kecepatan 22.000 mil per jam sampai dengan kecepatan maksimumnya 250.000 mil per jam sebelum menghilang. (Courtesy of SOHO/EIT consortium. SOHO is a project of internationalcooperation between ESA and NASA)

SOLAR 009


Animasi dari matahari, terlihat dari Extreme ultraviolet Imaging Telescope (EIT) milik NASA pada jangka waktu 6 hari, dimulai dari 27 juni 2005. (Courtesy of SOHO/EIT consortium)

SOLAR 010


Hinode (sebelumnya dikenal dengan nama Solar-B) berhasil menangkap solar flare raksasa pada 13 desember 2006. Ini merupakan solar flare / pijar matahari terbesar yang terjadi pada periode aktivitas matahari minimum. (JAXA/NASA/PPARC)

SOLAR 011


Gambar ini menunjukan Corona untuk aktivitas matahari sedang, dengan beberapa region (merah) panas di kedua hemisphere, dikelilingi oleh (biru/hijau) plasma yang lebih dingin dari corona.

Perhatikan juga filamen putaran trans-equatorial di bagian utara dari polar-crown dan lubang corona (coronal hole) pada bagian sudut tenggara (kanan bawah) dari gambar dan bagian yang lebih kecil di atas kutub utara.

Gambar ini menunjukan corona matahari dalam false-color, komposit 3-bagian: biru, hijau dan chanel merah menunjukan wavelength / panjang gelombang 171A,195A, dan 284A, secara berturut-turut (paling sensitif pada emisi 1, 1.5, dan 2 juta derajat gas). (TRACE Project, Stanford-Lockheed Institute for Space Research, NASA)

SOLAR 012


Gambar dari sunspot / noda matahari dengan bentuk tidak beraturan dan granules pada permukaan matahari, terlihat pada 22 agustus 2003. (Swedish 1-m Solar Telescope (SST) diopersikan oleh the Royal Swedish Academy of Sciences, Oddbjorn Engvold, Jun Elin Wiik, Luc Rouppe van der Voort, Oslo)

SOLAR 013


Pada 8 November 2006, merkurius terlihat, memulai perputarannya di depan matahari. (NASA/TRACE)

SOLAR 014


Gambar TRACE 171Å-wavelength pada 11 November 2006 ini menunjukan region aktif dengan ukuran berubah-ubah pada bagian sayap timur matahari (diputar searah jarum jam 90 derajat sehingga utara adalah bagian kanan) tepat pada saat berotasi menghadap hemisphere bumi.

Perhatikan struktur berwarna hitam dari filamen pada ujung utama region, beberapa material hitam yang mengambang pada bagian kanan region, dan bagian ephemeral di bagian kanan bawah. (NASA/TRACE)

SOLAR 015


Matahari, diamati pada 22 mei 2008. Dengan matahari yang terus beraktivitas pada keadaan minimum, hanya sebagian kecil dari aktivitas saja yang terlihat pada piringan matahari. Penampilan seperti cell terbentuk oleh kumpulan cluster-cluster  kecil magnetic flux yang terkumpul pada region bagian bawah jaringan superglanural  dari pergerakan transmisi. (NASA/TRACE)


SOLAR 016


Gambar pusaran tipis terlihat melengkung di atas region aktif dari matahari pada 1 Januari 200. (Courtesy Dick Shine, NASA/TRACE)

SOLAR 017


Gambar LASCO C2 ini yang diambil pada 8 januari 2002, menunjukan coronal mass ejection (CME) yang tersebar luas pada saat meletus lebih dari 1 milyar ton material terlepas ke ruang angkasa dengan kecepatan jutaan kilometer per jam. Gambar C2 diputar 90 derajat sehingga ledakan nampak seperti menuju ke bawah. (Courtesy of  SOHO/LASCO consortium)

SOLAR 018


Close up detail dari struktur magnetik pada permukaan matahari, terlihat dari
H-alpha wavelength pada 22 agustus 2003. (Swedish 1-m Solar Telescope (SST) dioperasikan oleh the Royal Swedish Academy of Sciences, Oddbjorn Engvold, Jun Elin Wiik, Luc Rouppe van der Voort, Oslo)

SOLAR 019


Pesawat Ruang Angkasa Nasa STEREO mengamati letupan matahari yeng menakjubkan ini pada 29 september 2005 pada 304 wavelength of extreme UV light. Letupan ini muncul dan menghilang selama beberapa jam, nampak seperti bendera terbentang, pada saat terpecah ke ruang angkasa.

Material yang diamati ini sebenarnya helium yang terionisasi pada suhu sekitar 60.000 derajat. Letupan merupakan kumpulan gas yang relatif lebih dingin yang tertahan di atas permukaan matahari dan dikontrol oleh medan magnetik. (NASA/STEREO)

SOLAR 020


Transit dari Bulan melintasi permukaan matahari pada 25 februari 2007 - namun tidak terlihat dari bumi. Pemandangan ini hanya terlihat dari STEREO-B spacecraft di orbit nya di matahari, bergerak di bagian belakang bumi.

Misi STEREO NASA terdiri dari 2 pesawat ruang angkasa yang diluncurkan pada Oktober 2006 untuk mempelajari badai matahari (solar storm). STEREO-B sekarang berada sekitar 1 juta mil dari bumi, 4,4 kali lebih jauh dari bulan daripada kita di bumi. Sebagai hasilnya bulan nampak 4,4 kali lebih kecil dari yang biasa kita lihat. (NASA/STEREO)


SOLAR 021


Pada 30 September 2001 TRACE mengamati flare M1.0 di region aktif sangat dekat dengan bagian sayap matahari. Fragmen dari prominence bergerak di atas region, dengan material filamen gelap (yang relatif lebih dingin) bergerak mengikuti di bagian garis permukaan, yang kemudian berpisah untuk membentuk outline terang berbentuk naga ini. (NASA/TRACE)
Read more »

Minggu, 10 Oktober 2010

Concorde, Pesawat Supersonik Dengan Kecepatan Melebihi Suara

Concorde adalah pesawat supersonik (pesawat dengan kecepatan suara) pertama yang diciptakan pada dekade 1950-an hasil kerjasama antara Inggris dan Perancis.

Tambahan huruf 'e' pada nama Concorde diberikan Inggris sebagai ucapan terima kasih atas jasa Perancis dalam pembuatan pesawat ini. Concorde dioperasikan pertama kali tahun 1969.


http://images.smh.com.au/2009/04/09/468401/400Concorde-British-Airway-420x0.jpg

Salah satu hal unik dari pesawat ini adalah bagian hidungnya yang dapat dibengkokkan. Sekilas pembengkokkan hidung Concorde hanya seperti aksesoris saja.

Namun ternyata, penekukan hidung ini (sudut penekukannya 12,5 derajat hingga 30 derajat) perlu dilakukan saat hendak mendarat agar hidung Concorde tidak menghalangi pandangan pilot ke arah landasan lapangan terbang dibawah.

http://www.aerospaceweb.org/aircraft/jetliner/concorde/concorde_03.jpg

Concorde pernah mengalami kecelakaan pada 25 Juli 2000. Hal itu membuat orang-orang menyadari rentannya pesawat supersonik. Akhirnya, ditambah dengan mahalnya biaya operasional, sejak tahun 2003 pesawat Concorde tidak terbang lagi dan kedua maskapai yang mengoperasikannya (Air France dan British Airways) memensiunkan pesawat ini dari jajaran armadanya dan mengakhiri era penerbangan supersonik.

http://www.allbestpictures.com/wallpapers/aircraft/image/air_france_concorde.jpg

Selama 20 tahun pertama penerbangan komersialnya, Concorde mengangkut 3,7 juta penumpang.Total jam terbang dari keseluruhan 13  pesawat Concorde yang ada sekarang sudah lebih dari 200.000 jam terbang.

Dari jumlah itu, 140.000 jam di antaranya adalah 140.000 jam terbang di atas kecepatan suara. Pesawat ini juga mampu membawa 144 penumpang dengan kecepatan 2,04 mach (2.200 kilometer per jam) pada ketinggian 60.000 kaki.

Itu artinya kecepatan Concorde 2 kalinya kecepatan suara, yakni 1.200 km/jam. Dengan kecepatan luar biasa ini, Concorde hanya membutuhkan waktu 2 setengah jam dari Paris ke New York. Padahal, rata-rata pesawat biasa menempuh jarak tersebut harus membutuhkan waktu lebih dari 7 jam.

Etika menembus kecepatan luar biasa itu, Concorde akan mengeluarkan suara menggelegar yang disebut SONIC BOOM. Jika terjadi di atas daratan yang penuh dengan perumahan, pengaruh sonic boom dapat memecahkan kaca-kaca jendela rumah.

Makanya, Concorde hanya diperbolehkan terbang dengan kecepatan luar biasa tersebut ketika sudah berada di atas Samudera Atlantik. Saat Concorde masih terbang di atas daratan Eropa dan Amerika, Concorde melaju dengan menggunakan kecepatan pesawat biasa, yaitu 600 km/jam.
Read more »

 
Powered by Blogger