Welcome to my blog

Selasa, 06 November 2012

"Janjiku"

“Janjiku”
(Karya:Muhammad Rahman)
Langit begitu gelap, malampun terasa sunyi. Disekitarku hanya segerombolan jangkrik yang suaranya begitu keras, berteriak dan mengejekku seakan menyalahkanku.  Kupandang langit sekali lagi “dasar jangkrik bodoh” teriakku keras hingga membuat si jangkrik terdiam. Segera kubergegas dari tempat itu “Hai Randi, tunggu!” suara itu seketika menghentikan langkahku dan kujumpai sosok yang begitu familiar bagiku. “Ini kamu pasti kedinginan” dibalutkannya jaket padaku yang memberi ketenangan dan kehangatan pada malam itu, lalu ia bergegas pergi dengan senyuman yang mengundang air mataku. “Jangan !” teriakku terbangun dari khayalan ilusi tidur. Lagi, bunga tidur itu datang lagi padaku. Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 08.30. “Aduh, aku harus cepat !” gumamku dalam hati.
***
            “Randi Febriansya Putra” akhirnya namaku terpanggil. Ya, sekarang aku telah menjadi seorang Dokter. “Selamat anakku, abangmu pasti bangga dengan semua ini” ujar ayahku dengan peluk hangat. Air bening itu akhirnya keluar tapi kuusahakan agar kembali masuk, sebab tak sepantasnya dia keluar pada saat aku telah mencapai puncak hidupku ini. “Kok nangis dok, selamat ya dokterku”kata Feny itu sekejap mengejutkkanku. Sudah sangat lama kami tidak bertemu dan tenyata dia hadir diacara wisudahku. Lalu kupeluk ia, kuluapkan kerinduan yang selama ini aku pendam. Sesampai dirumah kubuka album keluarga sambil tersenyum sekaligus menangis. Teringat masa saat kami masih utuh. Masih ada ibu dan saudara kembarku.
***
            “Randa, Randi, bangun sudah pagi! Mandi kemudian sarapan” suara lembut itu seketika membangunkan kami berdua. Aku pergi mandi dan abang merapikan tempat tidur. Ya, kami kembar. Randa lima belas menit lebih awal melihat dunia ketimbang diriku. Kami sekarang menginjak usia sembilan belas tahun. Kami memang bak pinang dibelah dua. Kepribadian kamipun sama, bahkan ketika SD kami pernah bertukar peran selama sehari. Hal itu tak satu orangpun yang menyadarinya bahkan kedua oranng tua kami. Walaupun kami bak pinang yang dibelah dua, namun kami punya selera yang berbeda. Abang suka sekali dengan budaya daerah seperti randai, pacu jalur dll. Tapi kalau aku oposisinya abang. Aku lebih memilih menjadi kutu buku ketimbang menjadi kayak gituan. Karena hal itulah ayah memutuskan untuk menguliahkanku.  Abang mengerti akan keinginan ayah dan mendukung penuh putusan itu begitupun ibu. Bulan depan aku akan berangkat, tapi berat rasanya berpisah dengan mereka semua terlebih ibu, beliau sedang sakit-sakitan. “Sudahlah, biar abang yang jaga ayah dan ibu disini, kamu fokus belajar saja”kata itu sekejap membuat kutenang dan yakin untuk pergi.
***
            Satu tahun sudah aku kuliah dan tak pulang, dan tak satu orangpun yang tahu apa yang aku lakukan disini. Tapi kudengar semua baik-baik saja. Apalagi abang, terkabar abang jadi anak pacuan jalur desa kami. Itu tergambar jelas dari tiga lembar kertas ukuran 5R dan sejumlah uang yang dikirimkan abang. Akhir semester 2 ini aku berniat untuk pulang kampung. Jujur aku sebenarnya takut untuk pulang, tapi dengan nilai yang aku punya ini aku yakin keluargaku akan bangga padaku.
            Waktu yang kunantipun akhirnya tiba, aku pulang, tapi sambutan untuk kepulanganku tak seperti yang terlintas dibenakku. Semua memandangiku dengan cucuran air mata, aku semakin terheran. Ditambah sambutan abang yang tidak biasa. Abang berlutut pada kakiku “maafkan abang ndi, abang yang salah, silakan kamu hukum abang!” dengan tangis terisak-isak. “ Bang,kenapa ini?” aku tambah heran dan memegang bahu seraya membangunkan abang agar bediri. Kembali dipeluknyaku dan menangis serta mengatakan kaliamat yang sama. “Ibu meninggal ndi”terhenyak aku mendengar itu dan tak bisa berkata apa-apa. Kulepaskan pelukkan abang dan menuju dalam rumah. Dengan harapan semua ini mimpi aku mencoba melangkahkan kaki. Tapi kaki ini terasa berat. Kupandang teras rumah dan kulihat ibu melambaikan tangannya padaku. Siap menyambutku dengan pelukkannya. “Ibu…”bibir ini spontan memanggilnya. Aku seperti bayi yang merangkak menuju ibunya. Ingin dicium, dibelai, dan dimanjanya. Tiba-tiba abang membimbingku untuk masuk, tapi kudorong dia. “Jangan bang! Biar Randi yang menyerahkan nilai ini pada ibu, Randi mau ibu jadi orang pertama yang tersenyum melihat hasil kerja keras Randi selama ini” pintaku seraya mengeluarkan secarik kertas. Aku merangkak lagi. “Sudah Ndi, ibu udah nggak ada. Kamu jangan seperti ini, maafkan abang”. Takku hiraukan suara disekitar, kucoba untuk berdiri dan perlahan berjalan lagi hingga aku berhasil sampai disamping ibu. “ Ibu, ibu, Randi pulang bu, Randi udah kembali. Ini nilai ujian Randi 2 semester. Ibu dulu bilangkan mau masak makanan kesukaan Randi kalau Randi bisa dapat nilai bagus. Ibu, bohong! Haha… ibu pura-pura tidurkan? Bangun bu, bangun, ibuuuu... kalau ibu nggak bangun Randi nggak mau ngomong lagi sama ibu!” aku berusaha membangunkan ibu. Tapi akhirnya aku menyerah, ibuku memang telah tiada, kukecup kening serta kedua belah pipinya dan berbisik ketelinganya “Randi sayang ibu, Randi cinta ibu” kembali kukecup keningnya.
***
            “Randi, bangun udah pagi ayo sarapan!”suara itu mengingatkanku pada ibu. “Ibu…”bergegasku bangkit dari kasur yang tipis itu dan berjalan kedapur dengan mata yang masih lebam. Tak seorangpun yang aku jumpai. Kembali kumenuju kamar. Aku merasa ada yang memperhatikanku, tapi tak satu orangpun yang aku jumpai dirumah kecil ini. Sekitar jam 9 abang datang dengan membawa sebungkus nasi. “Ini kamu pasti belum makan kan? Maaf abang tadi pergi sebentar ada urusan”diberikannya bungkusan itu. “ayo diamakan” ujarnya, aku makan nasi itu dan tak sepatah katapun yang keluar dari mulut ini. Selama satu minggu aku bagitu, abang mengerti apa yang aku rasakan. Dia tak banyak bicara padaku, datang dengan nasi kemudian hilang lagi kemudain datang lagi dengan nasi. Ntah apa yang abang kerjakan bersama ayah. Besok aku harus berangkat, tapi tak sedikitpun niatku untuk kembali ketempat yang hiruk pikuk itu, ya aku lebih menikmati ketenangan yang kuperoleh disini.
            “Bang, Randi udah nggak mau lagi kuliah”ujarku dengan datar. “Apa? Jadi apa gunanya kamu kuliah selama ini?”bentak ayah dengan nada tinggi. “Tapi Randi udah nggak mau nyusahin ayah sama abang lagi”balasku. “Dasar tak berguna!”geram ayah dan mengayunkan tangannya. “Sudah ayah, biarkan dia memilih abang mengerti dengan perasaan adik, besok abang akan merantau untuk mencari uang dan kita bisa melanjutkan kuliah adik”spontan tangan abang.***
            Keesokan harinya abang berangkat ke kota dengan bekal seadanya, berbalut kemeja kotak, celana jeans serta tiga lembar uang 20 ribu didompetnya. Waktu terus berlalu,wajahku kini telah dihiasi rambut yang mulai tumbuh disekitar mulutku. Ya, setahun sudah abang pergi. Dan setiap bulannya ia selalu mengirimkan uang untukku dan ayahku serta nomor telepon tempatnya bekerja. Terlintas dibenakku apa yang abang kerjakan dikota. “Ah… tidak mungkin itu, abang bukan orang seperti itu” kubuang khayalanku jauh-jauh.
Saat malam menyapa, kupandangi langit hampa tak ada satupun bintang dan bulan  yang menerangi, yang ada hanya kunag-kunang yang berpijar indah disana. Lagi, pikiranku kembali melayang pada sosok yang jauh dimata, “abang”gumamku. Ia berusaha keras untuk menghidupi keluarga kami. Terutama untuk kuliahku. Keluargaku memang tak terlalu kaya apa-apa, keluarga kecil yang hanya dipandang sebelah mata. Aku tersadar dan menyesal apa yang aku lakukan selama ini, kusia-siakan perjalanan hidupku, kusia-siakan umurku, kusia-siakan kerja keras keluargaku, membiarkan semua berlalu begitu saja. “Tidak, aku tak boleh seperti ini terus, abang tunggu Randi!”ujarku dengan semangat.
***
Hari minggu yang cerah aku terbangun dengan suasana hati yang lebih baik. Ya, aku merasa telah kembali seperti Randi dulu, yang siap menantang hari. “Ayah, ayah nggak apa-apa sendirian dirumah?” tanyaku seraya menatap matanya yang enggan melepasku. “Sudah anakku, jemput abangmu ayah ingin kita berkumpul seperti dulu lagi” jawabnya dengan tegar. Mobil yang akan membawaku menemui abang telah tiba. Sekali lagi aku pamit pada ayah dan mencium tangannya, “hati-hati anakku” ujar ayah sambil melambaikan tangannya melepas kepergianku.
Sesampainya dikota, aku berniat untuk menghubingi nomor telepon yang pernah dikirimkan abang. Kulangkahkan kaki menuju sebuah warteg yang tak jauh dari tempatku berdiri. Langsung kutekan nomor yang tertera pada secarik kertas itu. “Halo”jawab seseorang yang takku kenal “halo, maaf pak saya Randi….” “Oh… Randi, apa kabar ? Kapan mau kesini lagi?”potong bapak itu dengan suara keras. Aku terkejut apa maksud bapak ini, dan siapa dia. “maaf pak saya baru datang dari kampong”jawabku, “Oh… baik saya mengerti dimana kamu sekarang biar saya suruh supir jemput kamu” aku semakin terheran dibuatnya. 15 menit kemudian mobil silver berhenti didepanku dan keluar sesosok laki-laki berbadan tegap berjalan menghampiriku. “Mas Randi”sahutnya “mari ikut kami”. Aku semakin tak mengerti dengan semua ini. aku dibawah kesebuah rumah yang sangat besar, atau mungkin sebuah istana.
Aku terkejut, bak tamu besar sebuah kerajaan dihidangkan makanan yang sangat banyak untukku mungkin cukup untuk makanku seminggu lengkap dengan pengawal dan dayang-dayangnya. Tak lama kemudain keluarlah seorang pria yang sudah tua yang menunggangi kursi roda. “Nak Randi… apa kabar?”ujarnya “maaf anda siapa?”tanyaku. Seketika suasana menjadi tegang. Lalu datanglah seorang gadis “Bang Randi!” suara itu seketika mencairkan suasana. Sambil makan lama kami berbincang bertiga. Dan ternyata baru kusadari bahwa selama ini abang telah menyamar sebagai diriku. Dia menyelamatkan gadis yang bernama Feny yang tak lain cucu satu-satunya pria itu. Pak Bram panggilannya. Bang Randalah yang telah menyelamatkan Feny dari percobaan pembunuhan 9 bulan yang lalu. Akupun menceritakan siapa jati diri abang sebenarnya. Sekali lagi, kekagumanku bertambah pada abang. ia tak mau menerima uang dari Pak Bram sebagi tanda terima ksaih telah menyelamatkan Feny. Lama sekali kami berincang Tak terasa matahari mulai hilang. Aku berniat untuk pamit pada  Pak Bram dan Feny, tapi mereka memintaku untuk tetap tinggal hingga besok.
***
Keesokkan harinya aku berniat kembali mencari abang, dan aku pamit pada keluarga Pak Bram. Namun sebelum aku pergi Feny memberiku sebuah kertas dan dimintanya untuk membacanya di perjalanan nanti. Dalam perjalanan aku penasaran apa yang dituliskan gadis cantik itu. Kubuka kertas tadi, “Bang Randi, Feny udah narok Handphone dalam tas abang. Kalau ada yang bisa Feny bantu hubungi saja” aku terkaget membaca kertas itu, dan langsung kuperiksa tas. Memang benar ada sebuah handphone. Aku tersenyum melihatnya setidaknya ada yang bisa kuhubungi.
Aku memutuskan naik bajaj untuk mencari abang. Ntah pikiranku yang sedang kacau atau memang benar. Aku seperti melihat abang di FK tempatku kuliah dulu. Namun takku hiraukan. “hhm… aku butuh istirahat, pikiranku mulai tak karuan”gumamku. Aku berhenti disebuah kedai pinggir jalan. Dan memesan air putih dan gula. Ya itu hanya sanggup aku beli, ntah sampai kapan pencarian ini akan berakhir, jadi aku harus pandai-pandai mengelolah uangku.
Teriknya matahari membuat suasana menjadi sangat panas, kupandangi seorang pemuda diseberang jalan yang sedang mengais rizeki dengan sekumpulan Koran ditangannya. “Abang” kembali pikiranku tertuju padanya. Kudengar seperti ada yang bebunyi dalam tasku. Ya, handphone Feny tadi berbunyi. Kuambil dan kuangkat “Halo”ujarku, tenyata ang menelpon adalah Feny. Dia ingin mengabarkan bahwa ia akan ke AS untuk melanjutkan kuliahnya. Pada saat itu juga ia mengatakan suatu hal yang tak pernah terbayangkan olehku. Ntah apa yang ada dipikirannya aku hanya diam menerima semua ini.
***
Lima hari sudah aku berada dikota ini, tapi sampai sekarang aku masih belum menemukan abang. Aku memutuskan pergi ke FK ku dulu. Terdengar kabar ada seleksi beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Fakultas tersebut hingga lulus. Dan semua mahasiswa diperbolehkan untuk ikut seleksi tersebut. Sesampainya di Fakultas itu semangatku untuk kembali kuliah muncul lagi. Aku menyadari bahwa semua yang aku lakukan selama ini adalah salah. Tapi apalah arti sebuah penyesalan nasi telah menjadi bubur. Aku melanjutkan pencarianku. Dan lagi hari ini aku tak bisa menemukan abang. Aku merasa putus asa, dari pada aku berjalan tanpa tujuan seperti ini dan membiarkan ayah dirumah sendiri akhirnya besokkuputuskan untuk pulang. Ya, dikampung aku bisa membantu ayah dan menunggu sampai abang pulang. Dan untuk malam ini aku putuskan untuk tidur di masjid tak jauh dari Fakultas td.
***
Keesokkan harinya aku terbangun karena suara kaki melangkah. “Hai, tunggu!” kupanggil pemuda itu namun dia tak menghiraukanku. Sepertinya dia sedang terburu-buru. Kupandang jam dinding ternyata sudah pukul 10.00. Aku berkemas dan bersiap-siap untuk pulang. “Randi, selamat ya…! Kamu memang pantas mendapatkannya”seorang pria datang padaku. “Randi? Dia pasti abang”gumamku. “Maaf, bisakah kau mengantarku kekosan Abang, maksud saya Randi? Nanti akan kuceritakan semua”pinta dan menarik tangan pemuda tersebut dan pergi dari masjid itu. “Kita gunakan motorku saja”ujar pemuda itu, Enda panggilannya. Dalam perjalanan menuju kos abang aku mencerita semuanya pada Enda. Ternyata abang selama ini telah menyamar sebagai diriku. Sesampai dikosan kami tak menjumpai seorangpun. “Cari siapa? Tanya ibu-ibu, mungkin ibu pemilik kosan itu. Kami bergegas menuju terminal sesuai yang disampaikan Ibu tadi.
“Itu dia abang!”ujarku sambil melambaikan tangan pada seorang pemuda yang sedang menyeberangi jalan. Hatiku sangat gembira melihatnya dalam keadaan baik-baik saja. Saatku berniat menghampirinya, sesuatu yang tek terdugapun terjadi. “Abang!”pekikku. Aku menghampiri abang yang tergeletak dijalan, badannya terpental sejauh 2 meter dari tempatnya berdiri, kemeja kotak yang ia gunakan berubah warna. Tidak ini tak mungkin. Aku berlari menujunya. “Randi, syukurlah kami sehat-sehat saja. Ini, (Ia menyerahkan sebuah map) maaf hanya ini yang bisa abang berikan, abang tak punya cukup uang untuk membiayaimu kuliah, maafkan abang! sampaikan salam abang pada ayah”ucapnya dengan susah payah. “Abang, apa yang abang katakan, abang pasti akan selamat kami akan membawa abang kerumah sakit”balasku “Randi, abang menyayangimu lebih dari diri abang sendiri”ditariknya tanganku dan dikecupnya keningku seraya mengatakan “Jadilah dokter! Dan jika kamu sukses nanti bahagiakan ayah, ajak beliau naik haji”. Itulah pesan terakhir yang abang sampaikan sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya di pelukkanku.
***
Dengan map peninggalan terkhir abang, sekarang aku telah menepati satu janjiku pada abang. Ya, sekarang aku adalah Dokter Randi Febriansya Putra. Dan minggu depan aku akan menikah dengan Feny, sesuai dengan wasiat yang kekeknya yang Feny sampaikan 3 tahun yang lalu sebelum Feny berangkat ke AS. Ya, kakeknya meninggal sesaat setelah aku pergi dari rumahnya karena jantung kambuh. Kami memang saling mencintai walaupun hanya beberapa jam kebersamaan yang hadir antara kami.
Tiga tahunpun berlalu, kini aku telah meliliki seorang anak yang kuberi nama Randa Febriansya Putra. Ya, sebuah nama yang mirip dengan namaku. Tak hanya mirip itulah nama abangku. Nama itu kuberikan sebagai penghargaan dan tanda maafku untuk abang. Kini kami telah menjadi keluarga yang bahagia, ayahpun kini telah menginjak baitullah, hal yang selama ini yang diangan-angankannya. Dan janji pada abangpun telah ku lakukan. Semoga apa yang aku lakukan ini bisa membuatnya bangga dan memaafkan kesalahanku selama ini.
Read more »

Minggu, 28 Oktober 2012

Kesimpulan Sejarah Perkembangan Musik Renainsans, Barok & Klasik

1. Musik Renainsans
      
Musik Renaisans adalah musik klasik yang digubah pada Zaman Renaisans, sekitar tahun 1450 sampai dengan 1600. Penentuan batas awal zaman musik ini sulit dilakukan karena tidak terdapat perubahan besar dalam musik pada abad ke-15, selain juga bahwa musik dalam perkembangannya mendapatkan ciri-ciri "Renaisans" secara bertahap. Zaman ini berlangsung sesudah Zaman Pertengahan dan sebelum Zaman Barok. Beberapa komponis dari zaman ini adalah Giovanni Pierluigi da Palestrina, Orlande de Lassus, dan William Byrd.

2. Musik Barok
       Musik barok adalah music klasik yang digubah pada zaman barok( 1600-1750). Barok berarti mutiara yang tidak berbentuk wajar. Musik ini berfungsi sebagai,
       a. iringan untuk opera
       b. Iringan music gereja
       c. Iringan dalam drama dan teater
       manfaat music barok adalah
       a. Membuat ikiran tenang dan pikiran terbuka.
       b. Menciptakan perasaan asosiatif
       c. memberdayakan lingkungan belajar.
       Komposer pada zaman barok adalah Antonio Vivadi, Johann Sebastian bac, Henry Purcell dan lainnya.


3. Musik Klasik
       Musik klasik adalah music yang lahir dari budaya eropa sekitar tahun 1750-1825.  Ciri-ciri music klasik adalah penggunaa dinamika dari keras menjadi lembut, crescendo dan decressendo. Fungsi music klasik adalah berguna untuk ibu hamil dan bayi dalam kandungannya karnea dapat merangsang perkembangan otak dan indera pendengaran. Manfaat music klasik adalah bagi kesahtan terutama bagi kecerdasan otak. Selain itu juga untuk mempertajam pikiran dan terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektual manusia secara optimal Tokoh-tokoh music klasik adalah Beethoven,
Read more »

Sabtu, 01 September 2012

Prestasi Indonesia: Pembangkit Tenaga Listrik dari Sampah

Ada harapan bagi bangsa ini untuk mengelola sampah menjadi energi yang berguna buat masyarakat banyak. Sampah kini bisa berguna menjadi tenaga listrik.
 lembagaenergihijau
Bambang Sudarmanta, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang jadi penggagasnya. Idenya berawal ketika melihat banyaknya tumpukan sampah di sekitar kampus ITS.

Melihat kondisi itu, tercetuslah ide untuk membuat pembangkit listrik bertenaga sampah, agar lingkungan di kampus ITS tetap bersih, bebas dari sampah. Guna mewujudkan mimpinya, sehari-hari waktunya dihabiskan  dalam rumah kompos kampus ITS Surabaya.

Bagaimana proses kerjanya?

Proses pengolahan sampah untuk menjadi energi listrik sendiri melalui program pengolahan sampah di ITS akan dilakukan dengan tiga cara, yakni pembakaran, gasifikasi dan fermentasi.

Pada proses pembakaran, sampah yang telah dipilah akan dikelompokan dalam beberapa kategori. Lalu,  panas dari pembakaran - hingga mencapai 600 bar - tersebut dialirkan ke turbin untuk menggerakan generator dan menghasilkan listrik. Sampah anorganik yang tidak bernilai ekonomis akan dibakar dalam insenerator dan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel.


 voaindonesia.com
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan metode gasifikasi. Metode ini berbeda dengan metode sebelumnya karena tidak dilakukan pembakaran. Dalam metode ini, sampah yang berupa biomassa akan diubah menjadi synthetic gas yang kemudian akan dimurnikan kembali. Gas yang telah dimurnikan tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel atau mesin bensin.

Selain dua cara tersebut, Bambang dan timnya juga telah mengembangkan metode lain yakni metode fermentasi. Diakui olehnya, metode ini belum pernah diterapkan pada sampah.

Untuk 4 sampai 6 jam beroperasinya, alat pembangkit listrik tenaga sampah ini, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 2 kilo watt dan listrik tersebut dapat langsung digunakan dan juga bisa disimpan dalam baterai atau aki (accu) untuk penerangan malam hari.

"Banyak sampah yang menumpuk, kami bakar kemudian panasnya dialirkan untuk menggerakkan generator, " kata dosen bergelar doktor tersebut.

Rencana ke depan, listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga sampah ITS ini, akan digunakan untuk sumber energi lampu di kawasan kampus ITS.

Selama pembuatan alat ini, Bambang sudah menghabiskan dana hingga Rp. 200 juta. Pastinya, dana sebesar itu tidak berarti dibanding hasilnya, pemanfaatan sampah menjadi tenaga listrik yang berguna bagi orang banyak.
Sumber:
okezone
Read more »

Jumat, 24 Agustus 2012

Tulang Rusuk yang Hilang (Renungan)

Cerita ini saya posting untuk teman-teman yang sedang duduk termenung dan menyesali diri. Kehidupan cinta yang penuh dengan pertengkaran membuat kita merasa salah memilih calon pendamping hidup yaitu sang pacar yang sudah bertahun-tahun menemani hari-hari kita. Cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat sedihati orang yang kita sayang
*** Semoga kisah ini membuat perubahan akan perasaan pada sang kekasih….terima kasih untuk penulis cerita ini ***

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”
Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”
Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”
Read more »

Jumat, 03 Agustus 2012

Terharu, Lumba-lumba Bawa Jasad Anaknya

Benar-benar mengharukan, seekor induk lumba-lumba tak mampu menyembunyikan kesedihannya ditinggal pergi anaknya yang mati. Hampir selama tiga hari, lumba-lumba itu 'menggendong' jasad sang anak agar tak tenggelam ke dasar laut.
 thesun.co.uk
Induk lumba-lumba itu terlihat membawa bayinya sepanjang 1,5 meter. Dengan menggunakan siripnya, si lumba-lumba membawa jasad anaknya di perairan Teluk Sanniang di selatan Cina.

Ketika mendekati lumba-lumba tersebut, nelayan setempat menyadari bahwa sang bayi lumba-lumba ternyata sudah mati. Ada luka goresan sepanjang 30 cm pada perutnya.

Dari kulitnya yang terlihat masih merah muda, anak lumba-lumba itu diperkirakan baru lahir. Bayi lumba-lumba diyakini sudah mati tiga hari lalu.

Sang induk berusaha mempertahankan jasad anaknya tetap berada di permukaan laut.

''Jasad bayi lumba-lumba itu tenggelam tujuh sampai delapan kali akibat terkena terpaan gelombang,'' kata Luo Lieqiangre, nelayan setempat, seperti dikutip The Sun. ''Tapi, sang induk berhasil membawanya kembali ke permukaan laut dengan menggunakan siripnya. Sang induk siang malam menggedong jasad bayinya.''
 
Sumber:
Read more »

Selasa, 03 Juli 2012

10 Stasiun Bawah Tanah Terindah di Dunia

1. Stockholm tunnelbana, Swedia

Sistem subway di Swedia ini mempunyai sekitar 100 stasiun dan hampir semuanya itu diisi dengan seni yang merupakan hasil karya dari 140 artis. Stasiun ini dikenal dengan galeri seninya yang terpanjang di dunia.








2. Munich u-bahn, Munich, Jerman

Mulari beroperasi pada tahun 1972 dan semenjak itu berkembang pesat. Subway tersebut sekarang sudah melayani tujuan ke 98 tujuan di kota Munich tersebut.









3. Bilbao metro, Spanyol

Ini adalah stasiun subway keempat yang di bangun di Spanyol dan merupakan ketiga terbesar di negara tersebut. Pada tahun 2009, subway tersebut telah membawa 87 juta orang.





4. Shanghai bund sightseeing tunnel, China









5. Metro station, Dubai







6. Tokyo - Iidabashi station, Jepang

Stasiun ini adalah stasiun yang teramai di dunia dan juga terkenal dengan arsitekturnya yang sangat menarik. Stasiun subway ini dibangun tahun 2000.







7. Prague Line a, Cekoslovakia





8. Komsomolskaya Station, Moscow

Stasiun Moscow ini sungguh indah dan sangat artistik, dibangun tahun 1930 stasiun ini penuh dengan karya seni yang menakjubkan.





9. Toronto Museum Station, Kanada

Stasiun subway ini menyerupai museum yang bertema Mesir.





10. Drassanes Station, Barcelona, Spanyol






Sumber :
zonapencarian.blogspot.com
Read more »

Jumat, 03 Februari 2012

Inilah Orang yang Menyumbang Emas di Puncak Api Tugu Monas

Ternyata 38 kg emas yang dipajang di puncak tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta, 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia, Teuku Markam.


Orang-orang hanya tahu bahwa emas tersebut memang benar sumbangan saudagar Aceh. Namun tak banyak yang tahu, bahwa Teuku Markam-lah saudagar yang dimaksud itu.

Itu baru segelintir sumbangan Teuku Markam untuk kepentingan negeri ini. Sumbangsih lainnya, ia pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia.

Tentu saja banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas dicatat dalam memajukan perekonomian Indonesia di zaman Soekarno, hingga menempatkan Markam dalam sebuah legenda.


Di zaman Orba, karyanya yang terbilang monumental adalah pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Jalan Medan-Banda Aceh, Bireuen-Takengon, Meulaboh, Tapaktuan dan lain-lain adalah karya lain dari Teuku Markam yang didanai oleh Bank Dunia.

Mengingat peran yang begitu besar dalam percaturan bisnis dan perekonomian Indonesia, Teuku Markam pernah disebut-sebut sebagai anggota kabinet bayangan pemerintahan Soekarno. Peran Markam menjadi runtuh seiring dengan berkuasanya pemerintahan Soeharto.

Ia ditahan selama delapan tahun dengan tuduhan terlibat PKI. Harta kekayaannya diambil alih begitu saja oleh Rezim Orba. Pernah mencoba bangkit sekeluar dari penjara, tapi tidak sempat bertahan lama.

Tahun 1985 ia meninggal dunia. Aktivitas bisnisnya ditekan habis-habisan. Ahli warisnya hidup terlunta-lunta sampai ada yang menderita depresi mental. Hingga kekuasaan Orba berakhir, nama baik Teuku Markam tidak pernah direhabilitir.

Anak-anaknya mencoba bertahan hidup dengan segala daya upaya dan memanfaatkan bekas koneksi-koneksi bisnis Teuku Markam. Dan kini, ahli waris Teuku Markam tengah berjuang mengembalikan hak-hak orang tuanya.


Mengenal Lebih Dekat Sosok Teuku Markam?

Teuku Markam turunan uleebalang. Lahir tahun 1925. Ayahnya Teuku Marhaban. Kampungnya Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu.

Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Sempat mengecap pendidikan sampai kelas 4 SR (Sekolah Rakyat).

Teuku Markam

Teuku Markam tumbuh lalu menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain.

Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran. Bahkan ia ikut mendamaikan clash antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis.

Sebagai prajurit penghubung, Teuku Markam lalu diutus oleh Panglima Jenderal Bejo ke Jakarta untuk bertemu pimpinan pemerintah. Oleh pimpinan, Teuku Markam diutus lagi ke Bandung untuk menjadi ajudan Jenderal Gatot Soebroto. Tugas itu diemban Markam sampai Gatot Soebroto meninggal dunia.

Adalah Gatot Soebroto pula yang mempercayakan Teuku Markam untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Waktu itu, Bung Karno memang menginginkan adanya pengusaha pribumi yang betul-betul mampu menangani masalah perekonomian Indonesia.

Tahun 1957, ketika Teuku Markam berpangkat kapten (NRP 12276), ia kembali ke Aceh dan mendirikan PT Karkam. Ia sempat bentrok dengan Teuku Hamzah (Panglima Kodam Iskandar Muda) karena "disiriki" oleh orang lain.

Akibatnya Teuku Markam ditahan dan baru keluar tahun 1958. Pertentangan dengan Teuku Hamzah berhasil didamaikan oleh Sjamaun Gaharu.

Keluar dari tahanan, Teuku Markam kembali ke Jakarta dengan membawa PT Karkam. Perusahaan itu dipercaya oleh Pemerintah RI mengelola rampasan perang untuk dijadikan dana revolusi.

Selanjutnya Teuku Markam benar-benar menggeluti dunia usaha dengan sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di Palembang, Medan, Jakarta, Makassar, Surabaya.

Bisnis Teuku Markam semakin luas karena ia juga terjun dalam ekspor - impor dengan sejumlah negara. Antara lain mengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, besi beton, plat baja dan bahkan sempat mengimpor senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Presiden.

Komitmen Teuku Markam adalah mendukung perjuangan RI sepenuhnya termasuk pembebasan Irian Barat serta pemberantasan buta huruf yang waktu itu digenjot habis-habisan oleh Soekarno.

Hasil bisnis Teuku Markam konon juga ikut menjadi sumber APBN serta mengumpulkan sejumlah 28 kg emas untuk ditempatkan di puncak Monumen Nasional (Monas). Sebagaimana kita tahu bahwa proyek Monas merupakan salah satu impian Soekarno dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Peran Teuku Markam menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika tidak kecil berkat bantuan sejumlah dana untuk keperluan KTT itu.

Teuku Markam termasuk salah satu konglomerat Indonesia yang dikenal dekat dengan pemerintahan Soekarno dan sejumlah pejabat lain seperti Menteri PU Ir Sutami, politisi Adam Malik, Soepardjo Rustam, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin, Suhardiman, pengusaha Probosutedjo dan lain-lain.

Pada zaman Soekarno, nama Teuku Markam memang luar biasa populer. Sampai-sampai Teuku Markam pernah dikatakan sebagai kabinet bayangan Soekarno.

Sejarah kemudian berbalik. Peran dan sumbangan Teuku Markam dalam membangun perekonomian Indonesia seakan menjadi tiada artinya di mata pemerintahan Orba. Ia difitnah sebagai PKI dan dituding sebagai koruptor dan Soekarnoisme.

Tuduhan itulah yang kemudian mengantarkan Teuku Markam ke penjara pada tahun 1966. Ia dijebloskan ke dalam sel tanpa ada proses pengadilan.

Pertama-tama ia dimasukkan tahanan Budi Utomo, lalu dipindahkan ke Guntur, selanjutnya berpindah ke penjara Salemba, Jl. Percetakan Negara. Lalu dipindah lagi ke tahanan Cipinang, dan terakhir dipindahkan ke tahanan Nirbaya, tahanan untuk politisi di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur. Tahun 1972 ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama kurang lebih dua tahun.

Peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto membuat hidup Teuku Markam menjadi sulit dan prihatin. Ia baru bebas tahun 1974. Ini pun, kabarnya, berkat jasa-jasa baik dari sejumlah teman setianya.

Teuku Markam dilepaskan begitu saja tanpa ada kompensasi apapun dari pemerintahan Orba. "Memang betul, saat itu Teuku Markam tidak akan menuntut hak-haknya. Tapi waktu itu ia kan tertindas dan teraniaya," kata Teuku Syauki Markam, salah seorang putra Teuku Markam.

Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera, pada 14 Agustus 1966 mengambil alih aset Teuku Markam berupa perkantoran, tanah dan lain-lain yang kemudian dikelola PT. PP Berdikari yang didirikan Suhardiman untuk dan atas nama pemerintahan RI.

Suhardiman, Bustanil Arifin, Amran Zamzami (dua orang terakhir ini adalah tokoh Aceh di Jakarta) termasuk teman-teman Markam. Namun tidak banyak menolong mengembalikan asset PT Karkam. Justru mereka ikut mengelola aset-aset tersebut di bawah bendera PT PP Berdikari.

Suhardiman adalah orang pertama yang memimpin perusahaan tersebut. Dijajaran direktur tertera Sukotriwarno, Edhy Tjahaja, dan Amran Zamzami. Selanjutnya PP Berdikari dipimpin Letjen Achmad Tirtosudiro, Drs Ahman Nurhani, dan Bustanil Arifin SH.

Pada tahun 1974, Soeharto mengeluarkan Keppres N0 31 Tahun 1974 yang isinya antara lain penegasan status harta kekayaan eks PT Karkam/PT Aslam/PT Sinar Pagi yang diambil alih pemerintahan RI tahun 1966 berstatus "pinjaman" yang nilainya Rp 411.314.924,29 sebagai penyertaan modal negara di PT. PP Berdikari. Kepres itu terbit persis pada tahun dibebaskannya Teuku Markam dari tahanan.


Proyek Bank Dunia

Sekeluar dari penjara, tahun 1974, Teuku Markam mendirikan PT. Marjaya dan menggarap proyek-prorek Bank Dunia untuk pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Tapi tidak satupun dari proyek-proyek raksasa yang dikerjakan PT Marjaya baik di Aceh maupun di Jawa Barat, mau diresmikan oleh pemerintahan Soeharto.

Proyek PT Marjaya di Aceh antara lain pembangunan Jalan Bireuen - Takengon, Aceh Barat, Aceh Selatan, Medan-Banda Aceh, PT PIM dan lain-lain.

Teuku Syauki menduga, Rezim Orba sangat takut apabila Teuku Markam kembali bangkit. Untuk itulah, kata Teuku Syauki, proyek-proyek Markam "dianggap" angin lalu.

Teuku Markam meninggal tahun 1985 akibat komplikasi berbagai penyakit di Jakarta. Sampai akhir hayatnya, pemerintah tidak pernah merehabilitasi namanya. Bahkan sampai sekarang.

Sumber :
yafi20.blogspot.com
Read more »

Selasa, 03 Januari 2012

Lucu, Ilustrasi Perang Apple-Google-Microsoft

Dunia masa kini dan masa depan milik perusahaan teknologi informasi. Dan, tiga raja bisnis yang berperang menggaet pelanggan masih dipegang oleh Apple, Google, serta Microsoft.

Laman memeburn memuat ilustrasi tentang perang yang sudah berlangsung bertahun-tahun tersebut. Dari gambar di bawah kita bisa lihat bagaimana perkembangan yang terjadi. Mau tak mau, kebangkitan Google patut diacungi jempol. Perusahaan ini semakin menunjukkan taringnya, bahkan mengancam eksistensi Apple dan Microsoft yang sebelumnya menjadi raksasa.

14 tahun lalu, Microsoft seolah goliath dengan kekayaan USD 344.6 milyar, sementara Google masih jauh dari persaingan. Apple yang berusaha menggoyang Microsoft akhirnya mendapat angin segar dari gerakan "Microsoft Antitrust".

Belakangan, ketika Apple ambil alih kuasa, Google mulai bangkit dan pada gilirannya mengilfitrasi pasar Apple. Bagaimana dengan microsoft? Bill Gates dan tim tampaknya harus berpikir keras untuk kembali menjadi raja.








Sumber:
i2mag
Read more »

 
Powered by Blogger